Orin
memandangi wajahku dengan tatapan yang membuatku terdiam. Sungguh aku bingung
dengan tingkahnya yang seperti itu kepadaku.
“Risa…
Kamu mesti minta maaf!”
“Orin.. aku kan gak sengaja. Aku ini ingat sama kamu makanya aku buru-buru ke sini.”
“Yah.. kalau kau bertemu lagi dengan kakak itu kau harus minta maaf.”
“Ok.”
“Orin.. aku kan gak sengaja. Aku ini ingat sama kamu makanya aku buru-buru ke sini.”
“Yah.. kalau kau bertemu lagi dengan kakak itu kau harus minta maaf.”
“Ok.”
Aku
dan Orin melanjutkan makan siang kami. Makanan dan minuman di kantin ini
sungguh enak sekali dengan milkshake vanilla yang sangat manis tapi gak bikin
eneg di tenggorokan. Aku suka sekali.
-----
Beberapa
hari kemudian….
Aku
ingat hari ini tepatnya sore ini ada pertandingan futsal. Kakak yang memiliki
nomor punggung 10 itu pasti akan bermain. Aku juga telah mendaftar pada
kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik. Aku akan belajar menjadi wartawan
kampus. Dan hari ini aku dibimbing kak Farman. Aku akan belajar bagaimana cara
meliput pertandingan futsal antar jurusan ini.
Sorak-sorakan
semua pendukung sangat terasa memeriahkan pertandingan itu. Aku melihat
sekeliling dan melihat ada temanku dari jurusan teknik kimia yang bernama
Krisna. Dia juga bermain futsal untuk jurusannya. Permainannya sangat cantik
dan menawan tidak ada kekerasan di pertandingan itu.
“Gimana
Ris?”
“Bagus ya kak Farman di sini kita melihatnya full pandangan.”
“Hahaha …. Kakak turun dulu ya!”
“Kakak mau kemana? Risa gak bisa turun nanti.”
“Udah Risa di sini aja dulu.”
“Bagus ya kak Farman di sini kita melihatnya full pandangan.”
“Hahaha …. Kakak turun dulu ya!”
“Kakak mau kemana? Risa gak bisa turun nanti.”
“Udah Risa di sini aja dulu.”
Kak
Farman meninggalkanku di atas balkon auditorium. Aku tahu ia juga bermain
futsal makanya aku ditinggal di sini. Tapi gak apa aku masih berusaha mencatat
apa saja yang akan aku tulis sebagai berita pertamaku. Belum terlihat si kakak
yang memiliki nomor punggung 10 dari jurusanku. Aku masih mencarinya dengan
melihat sekeliling. Mendapat hembusan angin yang sangat sejuk dengan melihat
beberapa rindangnya pepohonan karena aku berada dari atas.
Dari
sisi lain aku melihat seorang gadis berada di balik pohon. Wajahnya sedikit
memerah seperti malu-malu menatap para pemain futsal itu. Aku ingin say hi
padanya tapi dia jauh sekali dan jika aku memanggilnya dari sini maka suaraku
akan terdengar oleh semua orang.
Dan
tibalah tim futsal jurusan Teknologi Informasi yang turun. Yup! Itu benar
jurusanku yang sedang turun dan kakak itu ada. Saat namanya disebutkan satu
persatu aku mendengarkan dengan seksama.
“Nomor
punggung 8…. Ariandana Ahmad…. Nomor punggung 19 Kiki Naufal…. Nomor punggung
10 Azis Abdul…. Nomor punggung 21 Jason Alatas…….” Panitia masih menyebutkan
nama-nama pemain lain. Dan aku sudah mengetahui siapakah dia sebenarnya.
-bersambung-