Selasa, 30 Oktober 2018

Panduan Parkir Di Bandara Balikpapan

0



Kali ini saya akan menuliskan pengalaman saya parkir di Bandara Sepinggan yang sekarang bernama Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan. Untuk pertama kalinya saya mencoba parkir di gedung parkir bandara.
Pertama, ambil karcis parkir di mesin karcis saat pertama kali masuk. Setelah itu, kamu bisa ke terminal keberangkatan (jika mau mengantar yang berangkat dulu) atau ke terminal kedatangan (jika mau menjemput yang datang), oh ya terminal keberangkatan di atas dan kedatangan di bawah, jika kamu mengantar/ menjemput dengan prioritas berkursi roda maka akan diperbolehkan melalui jalur kiri untuk kursi rodanya bisa pinjam saat check in nanti petugasnya menjemput dan ini gratis (saya kurang tau ini layanan dari maskapai atau dari bandara).
Kedua, saya akan membuat tiga kondisi di sini.
1. Jika kamu, mau mengantar dulu baru parkir, silahkan ke terminal keberangkatan, naik saja dan akan sampai di G1 atau G2 (tergantung maskapainya). Posisi kamu akan ada di lantai 3 Bandara. Setelah itu, kamu turun lagi, ingat gak usah langsung keluar ke jalur bayar parkir terus masuk lagi. Tapi langsung kembali ke jalur arah gedung parkir.

2. Jika kamu menjemput dulu baru mau parkir, ini memang jarang sih, tapi siapa tau lupa atau pengen beli sesuatu dulu hehe, langkahnya sama yaitu masuk ke terminal kedatangan lalu pilih arah ke gedung parkir atau keluar.


3. Langsung parkir, maka setelah ambil karcis silahkan langsung ke jalur gedung parkir untuk Roda 2 di lantai 1, untuk roda 4 hingga lebih di lantai 2 hingga lantai 4.
Ketiga, posisi lantai gedung parkir dan lantai bandara berbeda. Bandara hanya 3 lantai dan gedung Parkir ada 4 lantai + atapnya yang langsung tembus ke Jalan menuju lantai 3 bandara atau terminal keberangkatan.
Keempat, akses gedung parkir dan bandara, Jika kamu parkir di Lantai 1 maka kamu bisa langsung menyebrang di jalan penyebrangan dan langsung menuju kedatangan domestik kalau mau keatas bisa menggunakan tangga jalan/ eskalator. Jika kamu lelah ingin naik lift, berjalanlah ke kedatangan internasional, ada lift yang langsung menuju bagian check in lantai 3. Liftnya Transparan kok. Kalau kamu parkir di lantai 3, bisa langsung masuk ke jembatan penyebrangan dan ini tembus ke bandara lantai 2. Kamu bisa memakai lift di gedung parkir dari 1-3 saat menuju parkiran lantai 4, harus pakai tangga hingga menuju ke atas jika ingin ke bandara melalui terminal keberangkatan.
Kelima, Parkirnya model 3 mobil dalam satu kolom seperti di mall pada umumnya, posisi mundur, petugasnya kalau dilantai atas jarang keliatan atau saya yang gak liat waktu itu. Lihatlah petunjuk atau rambu parkir, jika kamu kurang bisa parkir mundur jangan khawatir saat bumpermu nabrak ada pelindung di pilar parkir, jadi gak baret paling penyok (pengalaman liat orang pas parkir nabrak), tapi kalau fiber body kemungkinan bisa pecah apalagi jika kecepatan tinggi.
Dan jangan sungkan bertanya kepada petugas atau orang yang temui jika mengalami kesulitan. Demikian panduan saya semoga bermanfaat.
Berdasarkan pengalaman pribadi pertama kali parkir di Bandara (Mei, 2017).
catatan tambahan: biaya parkir R2 - Rp 3000 / 1 jam pertama untuk bermalam Rp 30.000 (24 jam)

R4 - Rp 5000/ 1 jam pertama,

R4 - Rp 7.500/ 2 jam,

JAGA KARCIR PARKIR kalau HILANG denda Rp 150.000,- !!!

R4 - Rp 10.000,- / 3 jam,

bermalam Rp 60.000 (24 jam)

update Oktober, 2018

Untuk harga parkir masih sama.

Senin, 11 Desember 2017

Postingan 2017

0

Alhamdulillah setelah lupa password lagi berkali kali kini blogku sudah aktif kembali, isinya masih banyak yang galau ya hahaha

semoga kedepannya blog ini lebih baik lagi ya.

Rabu, 17 Februari 2016

Selasa, 15 Desember 2015

Belum menyerah

0

untuk cinta aku belum menyerah
untuk kamu yang di sana
aku mungkin telah lelah
tapi aku menunggu yang di sana

matahari saja tidak gerah
menanti awan menghampiri
seperti menyinari sawah
dan sapi hingga biri-biri

aku tidak mengerti tentang cinta
aku suka ya ku bilang suka
tidak ya tidak
aku hanya belum menyerah

kepadamu

Jumat, 27 November 2015

Rencana Pindah... Selamat Tinggal Samarinda!

0

Setelah mengikuti pertemuan di Tenggarong tepatnya di Hotel Lizha. Abah mendapat 'rumor' bahwa beliau akan dipindah tugaskan kembali seperti 18 tahun yang lalu. Sekarang abah menjabat sebagai Kepala TU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan UPT Loa Janan. Beliau bukanlah dokter hewan namun bersertifikasi untuk kegiatan di Dinasnya. Prestasi untuk seorang tanpa title dan rezeki dari Allah yang mengatur. Jika benar rumor itu benar, kami sekeluarga akan pindah rumah lagi.

Beliau adalah orang teknis namun mengisi pekerjaan administratif, tetap turun ke lapangan karena terkadang saya ikut tugas lapangan. Saya bangga terhadap beliau terhadap loyalitas dan integritas pada instansi pemerintahan ditempat beliau mengabdi. Beliau sebenarnya kecewa tentang rencana rumor kepindahan ini karena beliau baru saja memiliki seorang cucu. Istilahnya nih gini keluarga sudah lengkap dan kebutuhan premier, sekunder serta tersier cukup terpenuhi harus ditinggalkan begitu saja demi mengabdi ke Negera.

Jadi jika benar terjadi, setelah tutup buku akhir tahun atau GU Nihil yang sering di dengar... kemungkinan besar tahun depan harus mengucapkan, "Selamat Tinggal Samarinda!"

Saya pun akan ikut pindah, sebenarnya abah rencana ingin membawa si cucu Rania jika jadi pindah tapi ayahnya tidak ingin ikut pindah. Walau masih dalam ruang lingkup Kalimantan Timur tetap saja masih enggan meninggalkan domisili di sini.

Selamat 21 Tahun!

0

Kemarin (26/11) Tepat ulang tahunku yang ke-21 Tahun. Tidak ada yang spesial karena sebelumnya pada (22/11) telah diadakan acara aqiqah dan tasmiyah keponakanku Rania Mihrimah. Orang tuaku dan saudariku tidak mengucapkan selamat apapun. Tidak ada kado dan juga apapun tahun ini, semua pada sibuk dengan urusan masing-masing. Pada ulang tahun ini, mungkin aku tidak terallu banyak cerita. Alhamdulillah aku telah menyelesaikan studiku untuk D3 namun batal melanjutkan ke S1 karena suatu alasan. Aku belum bekerja dan masih melanjutkan proses pelamaran kerja, interview dan juga tes. Orang tua lebih mengganggap aku dewasa dan sudah mulai terdengar bisik-bisik tetangga dan keluarga seputar pertanyaan "Kapan Menikah?"

well, jawabannya sederhana. Belum bekerja dan belum ada yang melamar. Seandainya pun ada yang melamar pastilah akan berunding dulu dengan orang tuaku tidak mungkin diterima begitu saja. Hahaha.

Tidak ada yang spesial tahun ini, selain omelan dan kemarahan dari abah. Kenapa marah? Ya, ada alasannya. Pada (26/11) aku mengantar Rania, Kak Acy dan Mama ke dr. Chan Kok Ming, Sp. A. Padahal kepalaku udah sakit tuh pengaruh sakit gigi sepertinya. Tapi mama tetap menyuruh antarkan si baby ke dokter karena mau vaksin. Alhasil, saat keluar dari teras ban dan bumper belakang ku tabrakan dengan tiang hingga bumper belakang hancur dan bawah tiang semennya pecah. Beberapa hari sebelumnya juga saat ke Tenggarong pada (23/11) aku membawa mobil itu ke atas ferry dan bumper depan nyangkut hingga tertarik ke tengah dan u know lah.... hancur bumper depan hingga kiri kanan terlepas. Pecahan daripada bumper serta cat berhamburan di jembatan masuk ferry penyebrangan.

Jadi, usia 21 tahun tersambut dengan tidak menyenangkan. Mungkin karena aku yang tidak pandai-pandai juga. Lalu, akunku untuk gplus NonaRahmi lupa ID dan blog ini terbuka karena otomatis tersave dari browser. Aku juga membatalkan interview sesuai perintah abah gak usah didatangi jar abah ya ikut aja.  

Selasa, 07 April 2015

24 tahun pernikahan kembali ke dalam kenangan

0

Tanggal 4 april 2015 tepat menjadi hari jadi pernikahan mama dan abah ke-24 tahun. Mungkin pada hari itu tidak ada yang spesial. Namun, besok harinya saya di ajak mereka ke tempat dulunya mereka pernah pacaran. Lucu memang mendengarnya, mereka akan ke tempat 25 tahun lebih yang jauh sebelum saya lahir. Usia saya sekarang memang masih 20 tahun dan tempat itu lebih tua dari usia kakak saya sendiri yaitu 23 tahun.  



Warung Sidoarjo sekarang
Semuanya hampir tidak ada yang berubah menurut kedua orang tua saya. Ada beberapa perubahan yang mungkin tak terlalu tampak yaitu lantai yang dahulunya ulin kini telah beraganti ubin putih. Saat itu saya memesan nasi campur dan orang tua saya memesan botok hati. Saya sebenarnya bingung, di tulisan menu tidak ada botok tapi mereka tetap memesannya. Katanya sih biar sama seperti 25 tahun yang lalu. Penjualnya masih sama dan ingat dengan mereka padahal saat itu mereka belum menikah.
Botok Hati
Setelah makanan sampai, alangkah terkejutnya saya pada nasi campur yang saya pesan. Nasi dan lauknya banyak sekali beserta sayur mayurnya. Porsi sangat pas jika sedang lapar-laparnya. Orang tua saya mendapat satu bungkus botok hati, sayur terong & kacang panjang bersantan (seperti lodeh) dengan minum air teh hangat. Sedang saya memilih nasi campur yang sudah saya bilang sebelumnya serta es teh. Kata orang tua saya, dahulu malah ada nasi tambahannya dan botoknya lebih besar. Zaman dahulu mungkin pas untuk orang kantoran ya? Dahulu ibu yang berjualan mematok harga Rp 3.000,- saat gaji abah masih Rp 48.000,- (pns zaman dulu lulusan SMK). Setelah makan harga yang kami bayar adalah Rp 45.000,- untuk satu porsi nasi campur+es teh, dan dua porsi sayur, botok dan teh hangat. Sangat murah sekali menurut saya mengingat nasinya yang banyak. Biasanya juga -maaf- jika membawa kendaraan roda empat harga bisa berubah di warung tertentu seperti warung di jalan Gelatik namun ditempat ini tetap sama. (Ami/0415)