Tanggal 4 april 2015 tepat menjadi hari jadi pernikahan mama dan abah ke-24 tahun. Mungkin pada hari itu tidak ada yang spesial. Namun, besok harinya saya di ajak mereka ke tempat dulunya mereka pernah pacaran. Lucu memang mendengarnya, mereka akan ke tempat 25 tahun lebih yang jauh sebelum saya lahir. Usia saya sekarang memang masih 20 tahun dan tempat itu lebih tua dari usia kakak saya sendiri yaitu 23 tahun.
Warung Sidoarjo sekarang |
Semuanya hampir tidak ada yang berubah menurut kedua orang tua saya. Ada beberapa perubahan yang mungkin tak terlalu tampak yaitu lantai yang dahulunya ulin kini telah beraganti ubin putih. Saat itu saya memesan nasi campur dan orang tua saya memesan botok hati. Saya sebenarnya bingung, di tulisan menu tidak ada botok tapi mereka tetap memesannya. Katanya sih biar sama seperti 25 tahun yang lalu. Penjualnya masih sama dan ingat dengan mereka padahal saat itu mereka belum menikah.
Botok Hati |
Setelah makanan sampai, alangkah terkejutnya saya pada nasi campur yang saya pesan. Nasi dan lauknya banyak sekali beserta sayur mayurnya. Porsi sangat pas jika sedang lapar-laparnya. Orang tua saya mendapat satu bungkus botok hati, sayur terong & kacang panjang bersantan (seperti lodeh) dengan minum air teh hangat. Sedang saya memilih nasi campur yang sudah saya bilang sebelumnya serta es teh. Kata orang tua saya, dahulu malah ada nasi tambahannya dan botoknya lebih besar. Zaman dahulu mungkin pas untuk orang kantoran ya? Dahulu ibu yang berjualan mematok harga Rp 3.000,- saat gaji abah masih Rp 48.000,- (pns zaman dulu lulusan SMK). Setelah makan harga yang kami bayar adalah Rp 45.000,- untuk satu porsi nasi campur+es teh, dan dua porsi sayur, botok dan teh hangat. Sangat murah sekali menurut saya mengingat nasinya yang banyak. Biasanya juga -maaf- jika membawa kendaraan roda empat harga bisa berubah di warung tertentu seperti warung di jalan Gelatik namun ditempat ini tetap sama. (Ami/0415)