Kamis, 22 Oktober 2009

misteri liburan

0

ini adalah karangan ku..
Siapa yang tidak kesenangan bila liburan. Termasuk Anggi dan teman-teman sekolahnya. Anggi bersama teman-temannya akan liburan di pulau Dewata yang tak lain adalah pulau Bali yang sangat terkenal dengan kecantikan eksotika wisata penyegar mata. Anggi dan teman-temannya kebetulan mempunyai uang saku lebih sehingga mereka dapat ke Bali. Langit mendung mulai di tapaki matahari yang mulai enggan kembali kedalam peraduannya. Anggi bersiap-siap turun dari rumahnya ia telah siap dengan peralatan yang ada serta baju yang telah disiapkan untuk sepekan di sana. Anggi dan teman-temannya pergi menggunakan trasportasi laut. Ini dilakukan demi menghemat dana yang telah di siapkan selama ini. Anggi telah minta ijin kepada orang tuanya. Ia akhirnya berangkat dengan senang hati. Teman-temannya telah menunggu di pelabuhan Samarinda. Ia pergi berdelapan dengan suka cita. Tepat matahri di atas kepala mereka berangkat. Suasana sedih bercampur senang saat mereka melewati batas akhir sungai Mahakam. Ternyata di balik kabin ada Dani yang sedang memandangi kaki langit bersama Aci sahabatnya. Anggi pun enggan mendekat melihat keakraban mereka. Ia lalu menuju atas dek di sana ia melihat Fahri dan Hany sedang duduk-duduk membaca majalah. Akhirnya karena bosan ia pindah ke buritan kapal. Di sana ia melihat Dedi,Vidya dan Shafa sedang asyik memancing. Ia pun menuju mereka. Ia melihat Dedi yang sedang mabuk laut.
“ Kenapa,Ded….. ???kalah ma cewek…. Masa segini aja udah mabuk!!!!”
“Apaan sieh??? Uekkkk….Uekkkk…. Gi! Aku mabuk karena liat ikan tangkapan Vidya!!!”
“Owh…. Kiraain kalah ma cewe…..”
“Ancrittt…. Masa aku kal….. Uekkkk…ueekkkkkk……”
“Bodohnya Dedi tue…… Shafa ikan tadi mana?”
“Buat apa???”
“Kita liatkan Anggi biar tahu gimana bentuk ikannya….”
“Oke deh…. Vidya nie ikannya…………….”
Anggi yang melihat ikan itu semula biasa saja. Namun,setelah ia pandang dan pandang lagi ia berpikir lalu tersenyum renyah yang sangat manis sekali. Vidya dan Shafa hanya bingung melihat tawanya yang mulai muncul dengan lucunya.
“Napa ???? Kesambet kah???”
“………………..Ooooo…………Aku paham sekarang!!!”
“Apanya????”
“Shafa coba kamu lihat…….”
“…….(senyum)….. ia…. Hahahahaha…”
“Ada apa sieh??? Shafa kenapa kamu ikut ketawa ma kaya Anggi……??? Bingung aku???”
“ Bukan itu Vidya coba kamu perhatikan ……….”
“HAHAHAHAHAHAHAHA……..” Semuanya tertawa lalu Anggi pergi meninggslksan mereka. Yang mereka tertawakan adalah ikan itu ternyata adalah ikan makarel yang di makan lagi sama ikan Pup. Yang memicu tawa mereka adalah ikan pup itu mengembang dan mati . tapi,ikan makarelnya masih hidup sungguh melucukan. Tapi,bagi Dedi semua itu gak ada artinya karena ia mabuk laut. Anggi pergi me haluan kapal ia memandang kaki langit yang mulai memerak kejingga-jinggaan. Huh,dia berfikir ia harus berada di laut selama 30 jam. Dan ia harus bersama Dedi yang mabuk laut begitu. Langit malam penuh bintang mewarnai indahnya malam.
Beberapa puluh jam kemudian…………….
Jam telah menunjukan pukul 3 sore . ia mendapat kabar tidak sampai sejam lagi mereka akan sampai di Bali,pulau yang sangat cantik dan penuh eksotik. Dedi,Shafa,Vidya,Aci,Dany,Fahri,Hany dan Anggi bersiap-siap turun ke dek bawah. Tapi,saat perjalanana menuju bawah Anggi merasa dompetnya tertinggal di kabinnya. Ia pun kembali keatas dan ia ambil lagi dompetnya. Saat melintasi haluan ia melihat beberapa orang yang sedang berkumpul seperti sedang mengadakan ritual. Ia mencoba mendekat tapi sesuata seperti menariknya dan tubuhnya mulai mendingin. Ia tak sadarkan diri. Dan ia pun di kagetkan oleh seorang anak kecil dengan gaun yang sangat indah.
“Kak….Kakak…. Baik-baik aja?”
“…….E….Ehmmmm… eh,ini di mana??? Loh kok aku ada di pantai?”
“Ini namanya Pantai Saba…. Kakak baik aja kan?”
“I….I….Iya….. perasaan aku tadi di kapal dan ….. ya ampunnn teman-temanku…..”
“Oh,kakak jangan khawatir….. “
“Eeee…. Tadi aku ngeliat sesuatu di kapal…. Lalu tubuhku mendingin….”
“Oh,itu! Namanya ritual penenang arwah….”
“Pe….penenang arwah?”
“ Ya…. Karena sebentar lagi akan ada hari Nyepi dan menurut orang Bali roh-roh akan bangkit kembali…
dan roh-roh itu masih menderita karena tidak perrnah di adakannya upacara NGABEN atau selamatan para arwah……. Dan setiap tahun ia akan meminta korban….”
“Seremmm….. Nah,kamu siapa? Kok,tau ceritayang seperti itu???”
“Oh,ya! Namaku Tifanny tapi kakak dapat memanggil saya Tifa. Saya tau cerita itu dari…”
“Anggi….Anggi…. Sadar dong!!!!”
“Dany….. semuanya!”
“Ah,Anggi cemen nieh masa pingsan ketabrak pintu. Coba aku Dedi Cuma mabuk laaut doing!!!”
“Hush…. Kamu gak apa???”
“Kepalaku pusing…. Tapi,tadi aku ada di Pantai dan ….. mana Tifa???”
“Tifa??? Siapa tuh….? Ah,Anggi lama ngejomlo jadinya pingsan nyari cewe….”
“Enggak! Tifa itu anak kecil paling sekitar 8 tahunanlah umurnya….”
“Wah,Anggi suka yang muda…. Ah,sudahlah sekarang kita sudah sampai di penginapan. Kami membawamu ke sini bersama beberapa ABK. Oh,ya semuanya istirahat duulu….”
“Baik Dany!!!!” semuanya menuju kamar masing-masing. Dany sekamar dengan Fahri,Dedi dan Anggi, Aci dan Hany serta Shafa dan Vidya. Jam menunjukan pukul 16.30 langit senja hampir tiba. Mereka semua berniat ke pantai Kuta. Mereka ingin melihat sunset yang indah. Tapi,Anggi masih saja bingung memikirkan hal tadi apakah ini nyata atau tidak. Ah,daripada pusing ia dan teman-temannya pergi menggunakan mobil carteran. Tapi,mereka di beri tahu manajemen penginapan bahwa mereka haruslah pulang sebelum tengah malam karena besok adalah hari raya umat Hindu yakni NYEPI. Mereka berpesan agar tak melanggar ketentuan yang ada. Dengan janji mereka tidak akan macam-macam maka pergilah mereka. Mereka jalan dengan santai. Tampak beberapa ornamen untuk besok telah disiapkan. Mereka mempercepat laju mobil. Tidak terasa 20 menit mereka lalui. Sampailah mereka di pantai Kuta. Sungguh mereka di suguhi kecantikan alam dan indahnya eksotik pantai. Mereka menaruh mobil mereka tepat di samping wc umum. Maklum,kantong anak muda jadi suka yang gratisan. Mereka langsung menyebar entah kemana. 4 cewek-cewek seperti kebiasaan langsung menuju tempat souvenir dan untuk para cowok menikmati minuman sensasi es kelapa yang begitu segar. Tapi gak lama kemudian ada yang berenang di laut dan ada juga yang main di pinggir pantai. Hany,Shafa,Dedi bermain di pinggir pantai. Si Dany unjuk kebolehan berenang di tengah laut. Aci dan Vidya sepertinya agak gila belanja. Mereka menyari barang-barang yang mereka anggap bagus untuk di bawa pulang. Anggi masih duduk di pondok dan menyedot es kelapanya. Didalam benaknya masih berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Tiba-tiba Dany datang dengan basah kuyup maklum habis berenang. Ia lalu mengambil handuk dari dalam tasnya.
‘Napa? Masih mikiriin yang tadi?”
“Ia….. sebenarnya ada apa ya dengan aku….?”
“GAk tau juga aku….. yang penting kita happy!”
“Ia….. eh,liat yang lainnya udah datang …..”
“ia….. hei lihat! Mari kita lihat sunset yang indah itu….”
“Mari berfoto-foto narsis…”
Mereka semua senang sekali. Mereka lalu makan-makan di tepi pantai mendengar desiran pair membelai angin malam yang mulai mendingin menusuk tulang. Mereka sangat happy. Tapi,kebiasaan Dany muncul ia muli beraksi menggoda para cewe-cewe maou di mana aja pasti selalu tentang cewe. Sampai ia bertemu cewe-cewe bule yang Cuma pake bikini jalan….. ugh,tambah nafsuan tuh snak. Sampai ia menemukan gadis Bali yang sangat anggun lalu ia mengejarnya. Teman-temannya ia tinggalkan dan ia berjanji akan kembali sebelum jam 11 malam ke penginapan. Teman-temannya pun segera pulang Karena jam telah menunjukan pukul 23.32 mereka pulang dengan banyak barang tapi yang menganehkan saat mereka melintasi jalan bercabang mereka bingung ingin melewati jalan yang mana tapi atas keputusan bersama mereka memilih jalur kanan. Jalan-jalan tampak sepi. Kegundahan hati mereka seakan mencekam maklum karena besok NYEPI maka semua wilayah akan sepi. Tiba-tiba,ban mobil mereka seperti melindas sesuatu. Brraakkkk…..
“Kita ngelindes apaan,Ri?” Tanya Shafa ketakutan sehingga ia menggigiti kukunya yang sudah pendek.
“Ia,Ri….! Kayanya kita telah ngelindas sesuatu…” tambah Vidya.
“Maybe….. stone???” kata Aci ikut menambahkan.
“Ri…. Coba kamu periksa….” Perintah Hany ke Fahri.
‘Tue Fahri…. Semua cewe udah ketakutan… ayo kamu bisa!!!” Kata Dedi dengan senyum yang gak renyah-renyah dikitpun malah garing banget.
“Ia….Ia… sabar!!! Aku turun nieh…..’ kata Fahri yang turun dari mobil mengecek keadaan ban.
“Ded….. bannya bocor! Ambil dongkrak ma ban serep di belakang…..”
“Sip BosssS!!!”
Mereka berdua mengambil alih dalam membenahi mobil. Anggi tidak ikut turun karena cowok yang satu ini telah tertidur pulas . maklum ia kecapaian sekali jadi teman-teman sengaja membiarkan dia untuk istirahat, tapi, setelah itu mereka mengganti ban ada rasa angin yang mencekam dingin masuk menusuk tulang yang di selimuti daging. Tiba-tiba mereka mendengar suara tari Kecak. Suara itu semakin kecang diikuti bau dufa yang makin menguat. Mereka sontak ketakutan lalu dengan sigap mereka menancap gas mobil dan Anggi dengan tak sengaja terbangun lalu ia melihat sesuatu dari arah jendela belakang ada papan bertulis “DANGER…. KEEP OUT!!!!!!!” dan ada tulisan “ SELAMAT DATANG DI PANTAI SABA” mata Anggia langsung terperana dan ia langsung mengingat Tifa dan ada sosok bayangan hitam besar ia lihat dan ia tidak dapat berbicara apa lagi dan sekujur tubuhnya gemetaran dan mendingin. Teman-tem,annya hanya heran melihat tingkah laku yang di lakukan Anggi.jam menunjukan pukul 24.52 mereka telah terlambat datang. Saat mereka sampai di penginapan suasana sepi mencekam menyelimuti mereka. Pihak manajemen penginapan tidak menyambut mereka sama sekali. Mereka langsung balik kekamar mereka masing-masing. Tapi,mereka tidak menemukan DAny. Ponsel Dany pun telah mereka coba hubungi tapi selalu gagalo dan gagal tapi karena khawatir mereka perrgi mencari Dany. Pihak penginapan sempat melarang mereka tapi karena kuatnya persahabatan mereka,mereka langgar semua peraturan yang ada. Jam menunjukan pukul 1.12 tapi belum jua menemukan Dany. Saat mereka mencoba berjalan di antara hutan yang lumayan itu tiba-tiba ponsel Hany berbunyi. Dengan gugup dia angkat panggilan itu.
“Hal…Halo? Dan…..Dany? kamu di mana???”
“…….TOLONGGGGG!!!!!!!!!”
“Dan…..Dany…???????????”
“Woahhh…………. Brakkkkk!!!!”
Telepon itu sontak langsung berhenti dengan nada yang sangat menakutkan . mereka yang di dalam mobil hanya bisa terdiam entah apa yang harus mereka lakukan. Merasa frustasi mereka pergi ke kantor polisi. Pengduan pun mereka lakukan demi Dany. Lalu mencari angin segar Hany dan Vidya langsung pergi kebelakang kantor polisi. Yang lain hanya dapat terdiam terpaku sambil menunggu hal yang akan terjadi. Segelas Mocca dan coklat panas yang menemani mereka dengan peluh kian mengucur deras. Tiba-tiba lampu padam. Alangkah terkejutnya mereka yang baru berusaha beristirahat. Teriakan mereka seakan tidak di dengar pihak kepolisian yang berada di sana. Tiba-tiba Anggi melihat cahaya putih yang sangat menyilaukan matanya. Lalu ia segera mengikuti arah cahaya yang sangat menganehkan itu. Ternyata ia bertemu dengan Tifa yang sedang menangis. Ia hendak bertanya pada gadis kecil itu tapi ia di ajak Tifa jalan dengan memegang tangan Anggi dengan sangat erat. Lalu Anggi merasa seperti melewati arus air yang sangat deras dan ia melewati dimensi lain yang tak pernah ia bayangkan seumur hidupnya. Ia melihat masa lalu Tifa. Tifa berasal dari Batavia. Ia dikirim orang tuanya dari Batavia demi menyelamatkan diri dari pemberontakan bangsa Indonesia yang menamakan dirinya kaum komunis atau sering di kenal dengan PKI. Kaum yang berada apalagi orang Belanda sangat terancam keadaannya. Saat di kirim dengan kereta kuda bahwa orang di Batavia sedang mabuk dengan arak tapi yang menganehkan adalah yang mabuk orang-orang di Bali pada saat yang bersamaan. Tifa setelah sampai tinggal bersama kakak angkatnya Made Syafira yang sangat cantik ia sangat baik sekali sampai memberikan kalung buatan tangannya sendiri yang di oakai oleh Tifa. Namun, suatu hari ada pesta hari raya NYEPI yang sangat di hormati warga Bali yang menganut agama Hindu. Acara malam ini adalah tari Kecak oleh para bli di Bali termasuk kekasih Syafira Nyoman Wardana. Saat itu tepat malam itu sekitar pukul 21.30 malam upacara adat yang sangat wajib di adakan. Namun tak di sangka malam itu adalah malam yang sangat tragis dan tidak akan pernah di bayangkan oleh semua orang di situ. Pasukan komunis menyerang. Karena yang menghasut mereka adalah teman mereka sendiri maka mereaka mau ikut tanpa curiga sedikit pun. Namun,mereka di suruh masuk ke dalam aliran komunis tapi,mereka menolak karena mereka menganggap ideology kaum komunis sangatlah bertentangan dengan ideologi Pacasila. Dan juga semboyan BHINEKA TUNGGAL IKKA yang dapat mempersatukan semua bangsa se-Indonesia. Mereka mempertahankan kepercayaan pada bangsa Indonesia. Kaum komunis sangat marah lalu mereka membunuh masal para penari kecak dan penari pendet. Syafira tak kuasa melihat kekasih pujaan hatinya di siksa dengan sangat tragis sekali. Lalu di depan kekasihnya Wardana ia di perkosa dengan sadis sampai sehelai benang pun tidak ada di tubuhnya. Kekasihnya menangis dan ia bersumpah akan membalas semua pria yang mengincar para gadis hanya karena kemolekan mereka. Mereka mati berdua dengan keadaan yang sangat mengenaskan sekali.. jasad dan wajah mereka tak dapat di kenali lagi. Tapi,….Anggi ingat wajah Syafira adalah wwajah gadis yang di kejar Dany. Alangakah terkejutnya ia. Ia mencoba bertahan di tempat itu lalu ia melihat Tifa juga berada di situ. Tubuhnya di lilit tali yang sangat besar berupa tambang. Ia di bawa ke tengah laut tapi langsung di buang. Mayat-mayat sisa pembantaian di kubur di 17 pantai Bali yang berbeda namun pantai Saba yang paling dan menjadi saksi cinta sejati Made syafira dan Nyoman Wardana. Dengan sekejap tubuh Anggi serasa dingin lalu ia tak sadarkan diri. Pagi pun tiba dengan cerahnya. Teman-temannya membangunkannya. Fahri mengabarkan hany dan Vidya menghilang sejak semalam. Anggi langsung menceritakan apa yang terjadi padanya semalam. Tapi,tidak ada yang percaya pada dirinya selain Aci.
“Anggi…. Kamu itu sekolah TI…! Kamu tau artinyakan?” kata Fahri menentang argumen Anggi.
“Tapi….. Fahri! Aku lihat itu dengan nyata … bukan mimpi…. Fahri,Aci,Dedi…. Percayalah padaku ….!” Dengan sedikit peluh dingin di wajahnya cowok yang manis itu.
“Aku percaya…. Siapa tahu bener kata Anggi…. Mitos itu mungkin saja benar….Fahri…. Dedi….” Kata Aci memandang mereka lalu menundukan wajahnya yang cantik itu dengan tetesan buliran air mata yang sangat menyedihkan lalu ia memeluk Fahri dengan eratnya.
“Aci…..” kata Fahri dengan tatapan berkaca-kaca.
“Aku benci seemua ini kalian jangan percaya mitos yang begituan….” Kata Dedy yang tiba-tiba angkat suara.
“Tapi……” kata Fahri yang terputus oleh Dedy.
“Fahri…. Bukannya kamu yang bilang kita ini sekolah TI. Sekolah sudah diancungi jempol kehebatannya. Tapi… kenapa kita harus percaya dengan semua ini…? SHIT… kamu sudah terbawa tangisnya Aci…. Kamu memang lemah dengan cewek…. Kamu sama aja kaya Dany!!! Setelah Dany menghilang entah ada kabar apa dia kamu sok ambil alih dengan kondisi yang ada….”
Sontak perkataan itu membuat suasana diruangan yang sepi itu menjadi diam terpaku. Hanya tangisan Aci yang merintih terdengar. Lalu Anggi angkat bicara…
“Ded….Ri…. Aci…. Kita jangan terpecah begini…. Semuanya…..”
“Ia aku tak pernah mengambil alih jadi pemimpin….” Tegas Fahri. Dedy tak kuasa atas itu semua lalu ia lari menuju pantai. Aci,Anggi dan Fahri mengejar Dedy. Dedy lari menggunakan speed boad yang kebetulan ada di pantai. Dengan cepat speed boat itu melaju dengan kencang dan di luar dugaan speed itu mati di tengah jalan. Aci,Anggia dan Fahri hanya diam lalu tiba-tiba ombak besar datang dan speed itu terbalik lalu…. Mesin speed boad itu jalan dan dengan tragis ia mencoba berenang menuju tepi pantai namun sayang kakinya terkait tambang speed boad dan naas mesin speed boad kembali menyala dan dengan tragis serta di saksikan dengan temannya Dedy terpotong-potong dengan tragis. Sungguh mengenaskan sekali, kematian yang harus disaksikan steman sendiri. Aci tak kuasa ia langsung pingsan di tempat tepat di pelukan Fahri. Fahri hanya dapat menangis dan Anggi menganggap liburan ini adalah liburan yang sangat menyedihkan dalam hidupnya. Saat Fahri menggendong Aci,Anggi masih melihat Air laut yang telah berubah menjadi merah karena darah. Fahri lalu mengajak Anggi kembali ke kantor polisi namun,saat berbalik mereka berjalan mereka melihat mayat Dany berlumuran darah dengan ulat dan bau yang sangat busuk menusuk indera penciuman mereka. Anggi dan Fahri langsung muntah dengan tak kuasa lagi. Mereka semuanya langsung tak sadarkan diri lagi. Lorong putih yang di lalui Anggi seakan kian mendekat dengan matanya. Lalu ia tersadar dengan kaget. Ia sekarag berada di rumah sakit. Di sampingnya ada Aci dan Fahri yang terbaring lemah dengan bantuan oksigen.
“Teman-teman…….. ough…” kata Anggi dengan terbata-bata menahan rintih sakit dadanya.
“Nak,sabar ya! “ kata seorang dokter yang kira-kira usianya telah setengah abad bersama seorang suster di sampingnya.
‘Dok… teman saya….” Tambah Anggi dengan sakit luar biasa yang di deritanya.
“Teman-temanmu sekarang sudah selamat… Tapi,Dany di temukan tewas dengan cakaran yang banyak di tubuhnya di perkirakan karena binatang buas.”
“Dany…..” Anggi langsung menangis tersedu-sedu.
“Terus Dedy… jasadnya sudah tidak utuh lagi…. Dan sekarang….”
“Dedy….” Tangis yang kian memilukan.
“Dan dua temanmu lagi……”
“Hany dan Vidya….??? Dokter mereka juga kenapa???” Tanya Anggia yang sangat penasaran dengan itu semua.
“Mereka …. Dengan berat hati kami sampaikan… teman-teman kalian yang lain juga telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Tubuh mereka tercabik dan gosong akibat aliran listrik…..”
“Shafa……” dengan nada halus. “Dok,adakah Shafa di dalam daftar korban yang anda temukan???” tambah Anggi dengan kebingungan. Awalnya dokter itu diam seribu bahasa lalu ia menjawab dangan nafas di hembuskannya. “ Kami tak tahu tentang nasib temanmu yang satu itu.” Kata dokter itu langsung pergi bersama suster itu. Lalu ia menangis meraung-raung. Tiba-tiba,sang suster yang tadi datang dan menutup semua jendela. Lalu,dengan heran Anggi pun bertanya kepada suster itu.
“Sus… apa yang sebenarnya terjadi?”
“maafkan saya… saya harus menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi….”
“Maksud suster? Saya tidak paham…?”
“Begini…. Kalian telah melanggar peraturan di sini dan para roh dewata telah marah atas itu semua. Dany temanmu mati karena,…. Dia mengincar gadis-gadis cantik dengan body yang aduhai… namun,saat ia mengincar Gadis Bali ia salah… ia bertemu dengan Made Syafira yang sedang menyamar. Saat ia di bawa ke pantai terlarang ia di serang oleh sumpah kekasih sang dewi,Nyoman Wardana. Dengan berubah wujud menjadi anjing ia menyerang Dany hingga tewas. Lalu kedua temanmu hany dan Vidya ia tewas di bawah pohon kelapa karena pakaian mereka yang tak senonoh dengan memarkan aurat pada hari NYEPI. Sungguh kalian telah melanggar peraturan yang ada…. Lalu Dedi ia tewas di dalam air karena dalam Nyepi tak boleh ada yang berenang. Sedangkan Shafa… aku tak tahu tentang dia…..”
“teman-teman…......... mengapa liburan kita jadi hancur begini? Aku salah…..” menangis dengan sedihlah Anggi. Tapi saat ia hendak bertanya lagi suster itu menghilang entah kemana. Betapa terkejutnya ia yang berada di situ. Anggi hnaya diam seribu bahasa. Fahri dan Aci pun sadar sekitar 10 menit kemudian.
“Awww……… kepalaku sakit…..” Kata Aci yang baru terbangun dari pingsanya.
“Aci…. Kenapa kita di sini?” Tanya Fahri.
“Aku gak tahu! Tanyalah ke Anggi.”
“Anggi… sebenarnya apa yang telah terjadi…???”
Anggi hanya diam seribu bahasa karena shok atau entah apalah. Lalu Anggi menangis lalu ia tertawa. Sungguh menganehkan dan membuat bingung semua temannya. Fahri mencoba bertanya kembali dan ….
“Anggi….??? Kamu gak apakan???”
“……………..”
Ia hanya tersenyum lalu menangis lagi. Fahri menyadari betapa terpukulnya Anggi. Tapi,Aci tidak tahan dengan itu semua lalu ia bertanya dengan tangis yang memilukan.
“Anggi……….. katakana yang sebenarnya!!! Kami juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi…. Kita teman… kenapa kamu begitu?”
“Aci…… Anggi lagi terpukul….”
“Diam,Fahri! Aku mau tau bagaimana gentle-nya dia sebagai lelaki sejati yang hampir dewasa…”
Anggi lalu angkat bicara dengan awalnya terbata-bata.
“Ini…. Ini semua salahku…. Aku tidak melarang kalian saat kita jalan di sini…. Pihak hotel juga kita acuhkan… kita telah melanggar peraturan disini. Maafkan aku…. “
“Anggi…………”
Ruangan itu jadi diam tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari semua mulut mereka yang semula menjadi amarah yang sangat besar. Hanya suara tangis pilu saja yang terdengar dari kamar itu. Mereka di suruh oleh pihak rumah sakit untuk tidak keluar selama hari ini. Mereka menunggu dengan was-was. Malam pun menjelang tiba, mereka mencoba untuk tidur tapi hanya Fahri dan Aci saja yang tertidur pulas karena meminum obat penenang yang di berikan pihak rumah sakit. Anggi tak dapat tidur,lalu ia mendengar suara langkah kaki kecil dengan lonceng. Karena penasaran ia mengikuti langkah kaki itu lalu ia melihat Tifa dengan kalungnya yang berbentuk lonceng. Ia lantas mengikuti Tifa menuju lorong rumah sakit lalu Tifa tiba-tiba menghilang dan tepat di ujung lorong ia melihat Shafa. Ia ingin menegur tapi… ia melihat Shafa mengenakan gelang kuning seperti orang yang mengadakan ritual di kapal. Lalu ia bertanya pada Shafa yang diam di sana.
“Shafa? Kamu kah itu???”
“Anggi? Tolong aku… “
“Ada apa?”
“Jangan mendekat….’’
“Ssha….???? Shafa???”
“Anggi…. Teman-teman maafkan aku…. Aku yang membangkitkan para roh yang terdahulu. Aku iseng saat di kapal…. Lalu tak sengaja aku menumpahkan sesajen penenang arwah…”
“Shafa… kamu kenapa?”
“Tapi…. Aku juga harus menyerahkan diriku sebagai tanggung jawab ini…. Maafkan aku…..”
“Shafa……………”
Shafa lalu pergi dengan cepat bak di telan ombak. Tifa tersenyum pada Anggi lalu ia memberikan kalungnya pada Anggi. Lalu Anggi tak sadarkan diri.
Langit mendung mengantarkan Aci,Anggi,dan Fahri dalam perjalanan pulang. Hiderasi yang mereka rasakan kini telah sembuh setelah 2 hari di rawat di rumah sakit. Saat mereka berdelapan, kini pulang bertiga. Kesedihan melanda mereka. Langit berkabut sungguh menyelimuti perasaan mereka. Tapi saat Fahri dan Aci sarapan di atas kapal,Anggi memilih di buritan kapal untuk menenangkan diri. Ia berpikir semua yang menimpa mereka adalah kesalahan mereka. Tiba-tiba, ia melihat arah pantai semua temannya berdiri memandanginya. Alangkah terkejutnya ia. Lalu kalung Tifa ia pegang dan ombak tiba-tiba menerjang mereka. Semua penumpang kapal ketakutan. Tubuhnya juga terasa bergoyang seperti di dorong-dorong oleh benda yang sangat besar ia tak kuasa lagi atas dirinya.
“Anggi……Anggi???”
“……E….Em……..?????????????????”
“Anggi ada pak Ramli….. !!!!!!!!!!”
“Pak Ramli????”
“Ia…… tadi kamu ketiduran….. ku biarin deh!”
“Tidur? Berarti semua itu hanya mimpi….?”
“Mimpi??? Kamu ngomong apaan sieh? Aku gak paham! Cepat selesain tugasnya pak Ramli….”
“Dan….Dany….. cubit aku!!! Aku ingin tahu…. Yang tadi Cuma mimpi…”
“Ia deh…..”
“Aw…. Sakit…. Bener… ini Cuma mimpi….”
Anggi lalu memandang semua temannya dan semuanya komplit termasuk Shafa. Saat Shafa menoleh padanya ia tersenyum manis. Lalu,ia melambaikan tangannya. Ah,betapa kagetnya ia melihat gelang Shafa yang sama persis dengan yang di lihatnya lalu ia lihat pergelangan tangannya. Ups… kalung Tifa ada padanya dan lonceng mungilnya masih berbunyi. Ia bingung apakah ini mimpi atau apa. Bel berbunyi tanda istirahat, ia lalu duduk-duduk di kantin.
“Anggi???”
“Ya??? Ada apa Dany?”
“Jadi,gak? Kita ke Bali….. yang lain juga udah mau! Uang saku juga udah punya banyak…..”
Anggi yang mendengar itu langsung tersedak teh hangat yang di minumnya. Sontak ia berkata,”JANGANNNN!!!”
“Ke….Kenapa?”
“Bukan… bukan itu maksudku… kita gak usah ke Bali. Kita ke Balikpapan aja… Kan Balinya KAL-TIM.”
“Bukannya kamu dulu yang ngotot dulu?”
“Ah,gak apa….”
“Ya,deh….’’
Anggi dan teman-temannya membatalkan liburannya ke BALI dan memilih BALIKPAPAN. Persahabatan mereka tak pernah pudar. Tapi,yang masih membinngungkan Anggi adalah sebenarnya kejadian itu nyata atau enggak? Siapa peduli yang penting kejadian yang teragis itu tidak akan pernah terjadi atas mereka. Anggi menyimpan cerita itu sendiri.

*****TAMAT*****

0 komentar: